TUGAS KUTIPAN
MATA KULIAH EVALUASI DAN SUPERVISI
EVALUASI DAN SUPERVISI GURU PROPESIONAL
DOSEN
PENGAMPUH ; PROF. DR. H. MUKHTAR. M.PD
OLEH :
N A M A : HASIB KARIMUDDIN. SY
N I M : P.p.211.1.1383
PRODI : PENDIDIKAK ISLAM
KONSENTRASI :
TEKNOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
TEKNOLOGI PENDIDIKAN ISLAM IAIN STS JAMBI
TAHUN 2011/2012
DAFTAR
PUSTAKA
Sukidin, Basrowi, Suranto, Manejemen Penelitian Tindakan Kelas, Insan Cendikia, 2008 Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar
Evaluasi Penidikan,Bumi Aksara,2009 Sumiati, Esra, Metode Pembelajaran, Wivana Prima,Bandung,2007 Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional. PT.
Ciputat Press. Cet. III. Jakarta. 2005
Suharsimi Arikunto , Dasar
Dasar Evaluasi Pendidikan ,2007, Bumi
Aksara,Jakarta
Piet A Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008) Martinis
Yamin, Maisah, Standaarisasi kinerja
guru, GPS, 2008,Jakarta
Suhardan Dadang (2007), Supervisi Bantuan Profesional, Mutiara
Ilmu Bandung Martinis Yamin, Strategi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi, GPS Jakarta, 2010 Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Suara Daerah Edisi Oktober 2007
Depdiknas Pusat (1994) Made
Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemforer, suatu tinjauan Konseptual Operasional, Bumi Aksara, 2008 Townsend,
Diana & Butterworth. 1992. Your Child's Scholl. New York: A Plime Book
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi
Baru Supervisi Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009) http://www.slideshare.net/soeh20/pentingnya-supervisi-pendidikan-sebagai-upaya-peningkatan-profesionalisme
Menurut
Sukidin,Basrowi,Suranto,
Manejemen Penelitian Tindakan Kelas,
Insan Cendikia,2008, : Evaluasi
merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara
sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan
sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik.[1]
Menurut Sumiati,
Esra, Metode Pembelajaran,Wivana
Prima,Bandung,2007 : Secara
umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku interaksi
individu denganlingkungan[2].
Menurut
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar
Nasional Pendidikan : ditegaskan bahwa pendidik guru harus memiliki
kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini. Arahan normatif tersebut yang menyatakan
bahwa guru sebagai agen pembelajaran menunjukkan pada harapan, bahwa guru
merupakan pihak pertama yang paling bertanggung jawab dalam pentransferan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik.[3]
Menurut
Made Wena, Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontenforer, suatu tinjauan Koneseptual Operasional, Bumi Aksara,
2008 : guru merupakan penentu
keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan
eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari
aspek “guru” dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya
maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang profesional.[4]
Menurut Sumiati, Esra, Metode Pembelajaran,Wivana
Prima,Bandung,2007.: Evaluasi merupakan sala satu komponen
pengukuran derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keefeektifan proses
pembelajaran yang dilaksanakan.[5]
Menurut Martinis
Yamin, Maisah, Standaarisasi kinerja
guru, GPS, 2008,Jakarta :
Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program kependidikan, perencanaan
suatu program substansiprogram pendidikan termasuk program kurikulum dan
pelaksanaanya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru mengolah pendidikan dan
reformasi pendidikan secara keseluruhan.[6]
Menurut Sukidin,Basrowi,Suranto, Manejemen
Penelitian Tindakan Kelas, Insan Cendikia,2008 : Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output.
Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani
proses pembelajaran.[7]
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2, teknik tes dan
teknik non Tes
1. Teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok,
wawancara, pengamatan, riwayat hidup.[8]
a. Tes Lisan
b. Tes Perbuatan
c. Tes Tertulis
b. Tes Perbuatan
c. Tes Tertulis
Menurut Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar
Evaluasi Penidikan,Bumu Aksara,2009. Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang di gunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok [10]
Menurut Mukhtar dan Iskandar, Orientasi
Baru Supervisi Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009) : Misi pendidikan nasional adalah sebagai
berikut: (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan penempatan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
seluruh rakyat Indonesia. (2) meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya
saing di tingkat nasional (3) meningkatkan relevansi pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat dan tantang global (4) membantu dan memfasilitasi
pengembangan potensi anak bangsa secaa utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam
rangka mewujudkan masyarakat belajar. (5) meningkatkan kesiapan masukan kepribadian yang bermoral. (6) meingkatkan
keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan
ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks negara kesatuan republik indonesia[11]
Menurut Piet A Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008) : Supervisi
adalah sebuah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin
komponen-komponen sekolah untuk memperbaiki pengajaran, menyeleksi pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan-bahan pengajaran metode mengajar dan mengevaluasi pembelajaran. Bantuan
yang diberikan oleh seorang supervisor bertujuan untuk memperbaiki situasi
belajar mengajar yang lebih baik. Situasi
belajar mengajar di sekolah bergantung pada ketrampilan supervisor.[12]
Menurut Suharsimi
Arikunto, Dasar
Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi),Bumi Aksaram,2007 : layanan supervisi mencakup seluruh
aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.[13]
Menurut : Suharsimi
Arikunto, Dasar
Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi),Bumi Aksaram : Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik
menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang
terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
1)
Etimologi
Istilah supervisi
diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di
bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.[14]
2) Morfologis
Supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya.
Supervisi terdiri dari dua kata.Super
berarti atas, lebih. Visi
berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor memang mempunyai posisi diatas
atau mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya.[15]
3) Semantik
Pada
hakekatnya isi yang terandung dalam definisi yang rumusanya tentang sesuatu
tergantung dari orang yang mendefinisikan. Wiles secara singkat telah
merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi mengajar
belajar agar lebih baik. Adam dan Dickey merumuskan supervisi sebagai pelayanan
khususnya menyangkut perbaikan proses belajar mengajar.[16] Sedangkan Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai
berikut : “ Pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka
dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik “[17].
Menurut
Nurdin, Syafruddin,
Guru Profesional. PT. Ciputat Press. Cet. III. Jakarta.
2005 :: Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan
sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha.
Namun
yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru[18]
Menurut Suhardan Dadang, Supervisi Bantuan
Profesional, Mutiara Ilmu Bandung.2007 : Kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang
wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan.[19]
Menurut Depdiknas
Pusat,2004,Jakarta : Secara
umum ada 2 (dua) kegiatan yang termasuk dalam kategori supevisi pengajaran,
yakni:
1. Supervsi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada
guru-guru.
Secara rutin dan terjadwal Kepala Sekolah melaksanakan
kegiatan supervisi kepada guru-guru dengan harapan agar guru mampu memperbaiki
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam prosesnya, kepala sekolah memantau
secara langsung ketika guru sedang mengajar. Guru mendesain kegiatan
pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran kemudian kepala sekolah mengamati
proses pembelajaran yang dilakukan guru. Saat kegiatan supervisi berlangsung,
kepala sekolah menggunakan leembar observasi yang sudah dibakukan, yakni Alat
Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG terdiri atas APKG 1 (untuk menilai
Rencana Pembelajaran yang dibuat guru) dan APKG 2 (untuk menilai pelaksanaan
proses pembelajaran) yang dilakukan guru.
2. Supervisi
yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah kepada Kepala Sekolah dan guru-guru untuk
meningkatkan kinerja.
Kegiatan supervisi ini dilakukan oleh Pengawas Sekolah
yang bertugas di suatu Gugus Sekolah. Gugus Sekolah adalah gabungan dari
beberapa sekolah terdekat, biasanya terdiri atas 5-8 Sekolah Dasar. Hal-hal
yang diamati pengawas sekolah ketika melakukan kegiatan supervisi untuk
memantau kinerja kepala sekolah, di antaranya administrasi sekolah, meliputi:
a. Bidang Akademik,
mencakup kegiatan:
1)
Menyusun program tahunan dan semester,
2)
Mengatur jadwal pelajaran,
3)
Mengatur pelaksanaan penyusunan model satuan pembelajaran,
4)
Menentukan norma kenaikan kelas,
5)
Menentukan norma penilaian,
6)
Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar,
7)
Meningkatkan perbaikan mengajar,
8) Mengatur kegiatan kelas apabila guru tidak
hadir, dan
9) Mengatur
disiplin dan tata tertib kelas.
b. Bidang
Kesiswaan, mencakup kegiatan:
1) Mengatur
pelaksanaan penerimaan siswa baru berdasarkan peraturan
penerimaan siswa baru,
2) Mengelola
layanan bimbingan dan konseling,
3) Mencatat
kehadiran dan ketidakhadiran siswa, dan
4) Mengatur
dan mengelola kegiatan ekstrakurikuler.
c. Bidang Personalia,
mencakup kegiatan:
1)
Mengatur pembagian tugas guru,
2) Mengajukan
kenaikan pangkat, gaji, dan mutasi guru,
3) Mengatur
program kesejahteraan guru,
4) Mencatat
kehadiran dan ketidakhadiran guru, dan
5) Mencatat
masalah atau keluhan-keluhan guru.
d. Bidang
Keuangan, mencakup kegiatan:
1) Menyiapkan
rencana anggaran dan belanja sekolah,
2) Mencari
sumber dana untuk kegiatan sekolah,
3) Mengalokasikan
dana untuk kegiatan sekolah, dan
4) Mempertanggungjawabkan
keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Bidang
Sarana dan Prasarana, mencakup kegiatan:
1) Penyediaan
dan seleksi buku pegangan guru,
2) Layanan
perpustakaan dan laboratorium,
3) Penggunaan
alat peraga,
4) Kebersihan
dan keindahan lingkungan sekolah,
5) Keindahan
dan kebersihan kelas, dan
6) Perbaikan
kelengkapan kelas.
f. Bidang
Hubungan Masyarakat, mencakup kegiatan:
1. Kerjasama sekolah dengan orangtua siswa,
2. Kerjasama sekolah dengan Komite Sekolah,
3. Kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga terkait, dan
Menurut Balitbang Depdiknas. 2001. Data Standardisasi Kompetensi Guru : Guru yang
profesional adalah mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan berbagai
kapasitasnya sebagai pendidik[21]
Menurut Nurdin, Syafruddin,Guru Profesional. PT. Ciputat Press. Cet. III. Jakarta.
2005 : Guru yang profesional amat berarti bagi pembentukan
sekolah unggulan. Guru profesional memiliki pengalaman mengajar, kapasitas
intelektual, moral, keimanan, ketaqwaan, disiplin, tanggungjawab, wawasan
kependidikan yang luas, kemampuan manajerial, trampil, kreatif, memiliki
keterbukaan profesional dalam memahami potensi, karakteristik dan masalah
perkembangan peserta didik, mampu mengembangkan rencana studi dan karir peserta
didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan kurikulum.[22]
Menurut Suara
Daerah Edisi Oktober 2007 : Dapat
dilihat daftar pengunjung di perpustakaan sekolah maupun di perpustakaan umum,
jarang sekali guru memberi contoh untuk mengunjungi perpustakaan secara rutin.
Lebih banyak pengunjung yang berseragam sekolah daripada berseragam PSH. Kita
masih harus “Khusnudhon” bahwa dirumah mereka berlangganan koran harian yang
siap disantap setiap pagi.[23]
Menurut Sukidin,Basrowi,
Suranto, Manejemen Penelitian Tindakan
Kelas, Insan Cendikia,2008 :Educational
Leadership edisi Maret 1933 menurunkan laporan mengenai tuntutan guru professional
Untuk menjadi professional, seorang guru dituntut memiliki lima hal, yakni:
1) Guru
mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen
tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya.
2) Guru
menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkan serta cara
mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini meryupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan.
3) Guru
bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik
evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
4) Guru
mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari
pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan
refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar
dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk
dampaknya pada proses belajar siswa.
5) Guru
seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya PGRI dan
organisasi profesi lainnya
Dalam konteks yang
aplikatif, kemampuan professional guru dapat diwujudkan dalam penguasaan
sepuluh kompetensi guru, yang meliputi: 1) Menguasai bahan,
meliputi: a) menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum, b) menguasai bahan
pengayaan/penunjang bidang studi. 2) Mengelola program
belajar-mengajar, meliputi: a) merumuskan tujuan pembelajaran, b) mengenal dan
menggunakan prosedur pembelajaran yang tepat, c) melaksanakan program belajar-mengajar,
d) mengenal kemampuan anak didik. 3) Mengelola
kelas, meliputi: a) mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran, b) menciptakan
iklim belajar-mengajar yang serasi.
4) Penggunaan media atau sumber, meliputi: a) mengenal,
memilih dan menggunakan media, b) membuat alat bantu yang sederhana, c)
menggunakan perpustakaan dalam proses belajar-mengajar, d) menggunakan micro
teaching untuk unit program pengenalan lapangan. 5) Menguasai landasan-landasan
pendidikan. 6) Mengelola interaksi-interaksi belajar-mengajar 7) Menilai
prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.
Mengenal fungsi layanan bimbingan dan konseling di sekolah, meliputi: a)
mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan konseling, b) menyelenggarakan
layanan bimbingan dan konseling 9) Mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah 10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil
penelitian pendidikan.[24]
Menurut Townsend, Diana & Butterworth.
1992. Your Child's Scholl. New York: A Plime Book : Proses pendidikan yang bermutu ditentukan oleh berbagai
unsur dinamis yang akan ada di dalam sekolah itu dan lingkungannya
sebagai suatu kesatuan sistem. Sepuluh
faktor penentu terwujudnya proses pendidikan yang bermutu, yakni:
1)
keefektifan kepemimpinan kepala sekolah
2) partisipasi dan rasa tanggung jawab
guru dan staf 3)
proses belajar-mengajar yang efektif,
4)
pengembangan staf yang terpogram, 5)
kurikulum yang relevan, 6)
memiliki visi dan misi yang jelas, 7)
iklim sekolah yang kondusif, 8)
penilaian diri terhadap kekuatan dan
kelemahan, 9) komunikasi
efektif baik internal maupun eksternal, dan 10) keterlibatan orang tua dan masyarakat secara
instrinsik.[25]
Menurut Trianto, M.Pd. 2010. Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana. Simak saja label-label
perubahan yang dewasa ini berseliweran dalam dunia pendidikan nasional
(kadang-kadang dipahami secara beragam): manajemen berbasis sekolah (school
based management), peningkatan mutu berbasis sekolah (school based quality
improvement), kurikulum berbasis kompetensi (competence based curriculum),
pengajaran/pelatihan berbasis kompetensi (competence based teaching/training),
pendidikan berbasis luas (broad based education), pendidikan berbasis
masyarakat (community based education), evaluasi berbasis kelas (classroom
based evaluation), evaluasi berbasis siswa (student based evaluation) dikenal
juga dengan evaluasi portofolio, manajemen pendidikan berbasis lokal (local based
educational management), pembiayaan pendidikan berbasis masyarakat (community
based educational financing), belajar berbasis internet (internet based
learning), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan entah apa lagi.[26]
Menurut Fullan & Stiegerbauer.1991.
The New Meaning of Educational Change.
Boston: Houghton Mifflin Company.Dalam “The New Meaning of
Educational Change” :mencatat
bahwa setiap tahun guru berurusan dengan sekitar 200.000 jenis urusan dengan
karakteristik yang berbeda dan itu merupakan sumber stres bagi mereka. Mungkin
tak aneh bila dilaporkan banyak guru mengalami stres dan jenuh.[27]
Menurut http://www.slideshare.net/soeh20/pentingnya-supervisi-pendidikan-sebagai-upaya-peningkatan-profesionalisme : Teori difusi inovasi akan segera tahu bahwa setiap
perubahan atau inovasi dalam bidang apa pun, termasuk dalam pendidikan,
memerlukan tahap-tahap yang dirancang dengan benar sejak ide ikembangkan hingga
dilaksanakan”[28]
Menurut
Depdiknas Pusat (1994) : I. Format penilaian Guru Profesional[29]
1. Format
Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
(Skala Nilai 1 – 4)
Nama Guru :
..............................................................
Mata Pelajaran :
..............................................................
Pokok Materi :
..............................................................
Kelas/Semester :
..............................................................
No Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nilai *)
1. Tujuan
Pembelajaran
a. Standar
Kompetensi
b. Indikator
c. Ranah Tujuan
(komprehenship)
d. Sesuai dengan
Kurikulum
2. Bahan
Belajar/Materi Pelajaran
a. Bahan belajar
mengacu/sesuai dengan tujuan
b. Bahan belajar
disusun secara sistematis
c. Menggunakan
bahan belajar sesuai dengan kurikulum
d. Memberi
Pengayaan
3. Strategi/Metode
Pembelajaran
a. Pemilihan
metode disesuaikan dengan tujuan
b. Pemilihan
metode disesuaikan dengan materi
c. Penentuan
langkah-langkah proses pembelajaran berdasarkan
metode yang digunakan
d. Penataan
alokasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan proporsi.
e. Penetapan
metode berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa.
f. Memberi
pengayaan
4. Media
Pembelajaran
a. Media
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
b. Media
disesuaikan dengan materi pembelajaran
c. Media
disesuaikan dengan kondisi kelas
d. Media disesuaikan
dengan jenis evaluasi
e. Media
disesuaikan dengan kemampuan guru
f. Media
disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa
5. Evaluasi
a. Evaluasi
mengacu pada tujuan
b. Mencantumkan
bentuk evaluasi
c. Mencantumkan
jenis evaluasi
d. Disesuaikan
dengan alokasi waktu yang tersedia
e. Evaluasi
disesuaikan dengan kaidah evaluasi
Total Nilai Nilai RPP (R)*) Skala Nilai .
.Penilai/Evaluator
(...........................................) NIP.
Kriterai
Penilaian:
Nilai 4 jika
semua deskriptor tampak
Nilai 3 jika
hanya 3 deskriptor yang tampak
Nilai 2 jika hanya
2 deskriptor yang tampak
Nilai 1 jika
hanya 1 deskriptor yang tampak
Nilai 0 jika
tidak ada deskriptor yang tampak
2. Format
Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
(Skala 0 – 4)
Nama Guru :
.........................................................
Mata Pelajaran :
.........................................................
Pokok Materi :
.........................................................
Kelas/Semester :
.........................................................
Waktu : .........................................................
No. Penampilan
Guru Skors *)
1. Kemampuan
Membuka Pelajaran
a. Menarik
Perhatian siswa
b. Memberikan
motivasi awal
c. Memberikan
apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang
akan disampaikan)
d. Menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan diberikan
e. Memberikan
acuan bahan belajar yang akan diberikan
2. Sikap Guru
dalam Proses Pembelajaran
a. Kejelasan artikulasi suara
b. Variasi
Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
c. Antusisme
dalam penampilan
d. Mobilitas
posisi mengajar
3. Penguasaan
Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
a. Bahan belajar
disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
b. Kejelasan
dalam menjelaskan bahan belajar (materi)
c. Kejelasan
dalam memberikan contoh
d. Memiliki
wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar
4. Kegiatan
Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
a. Kesesuaian
metode dengan bahan belajar yang disampaikan
b. Penyajian
bahan belajaran sesuai dengan tujuan/indikator yang telah
ditetapkan
c. Memiliki
keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa.
d. Ketepatan
dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan
5. Kemampuan
Menggunakan Media Pembelajaran:
a. Memperhatikan prinsip-prinsip
penggunaan media
b.
Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang disampaikan
c. Memiliki
keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran
d. Membantu
meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran
6. Evaluasi
Pembelajaran
a. Penilaian
relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
b. Menggunakan
bentuk dan jenis ragam penilaian
c. Penilaian yang
diberikan sesuai dengan RPP
7. Kemampuan
Menutup Kegiatan Pembelajaran:
a. Meninjau
kembali materi yang telah diberikan
b. Memberi
kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
c. Memberikan
kesimpulan kegiatan pembelajaran
8. Tindak
Lanjut/Follow up
a. Memberikan
tugas kepada siswa baik secara individu maupun
kelompok
b.Menginformasikan
materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya.
c. Memberikan
motivasi untuk selalu terus belajar
Penilai,
(.......................................)
NIP
Jumlah Skors
Aspek Nilai Penampilan
Nilai Akhir : 2R
+ 3T = 5
*) Skala nilai 0 – 4 Kriterai Penilaian:
Nilai 4 jika
semua deskriptor tampak
Nilai 3 jika
hanya 3 deskriptor yang tampak
Nilai 2 jika
hanya 2 deskriptor yang tampak
Nilai 1 jika
hanya 1 deskriptor yang tampak
Nilai 0 jika
tidak ada deskriptor yang tampak
3. Format
Penilaian Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Nama Guru
:……………….. Pokok Materi : …………………….
Hari/Tanggal :
…………….… Kelas/Smt : .................................
No Aktivitas Guru
Skor
Kegiatan Membuka
Pembelajaran
1. Memperhatikan
sikap dan tempat duduk siswa 1
2 3 4
2. Memulai
pembelajaran setelah siswa siap untuk belajar 1 2 3 4
3. Menjelaskan
pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari 1 2 3 4
4. Melakukan
Appersepsi (mengkaitkan materi yang disajikan dengan
materiyang telah dipelajari sehingga terjadi
kesinambungan) 1 2 3 4
5.
Kejelasan hubungan antara pendahuluan dan inti pelajaran
dilakukan semenarik mungkin 1
2 3 4
Kegiatan Menutup
Pembelajaran
1. Kemampuan menyimpulkan
KBM dengan tepat 1 2 3 4
2. Kemampuan
menggunakan kata-kata pujian 1 2 3 4
3. Kemampuan
memberikan evaluasi lisan maupun tulisan
1 2 3 4
4.Kemampuan
memberikan tugas yang sifatnya memberikan pengayaan,
dan pendalaman 1 2 3 4
Komentar/Saran...........................................................................................
Total
Skors
Penilai,
(.......................................)
NIP
4. Format Penilaian Pelaksanaan Variasi Stimulus
Pembelajaran
Nama Guru
:……………….. Pokok Materi : ……………………......
Hari/Tanggal :
……………… Kelas/Smt : ......................................
No Aktivitas Guru
Skors
Kegiatan Variasi
Pembelajaran
1. Gerak bebas
guru 1 2 3 4
2. Isyarat guru
(tangan, badan, wajah) 1 2 3 4
3. Suara guru
(variasi kecepatan/besar kecil/intonasi) 1 2 3 4
4. Pemusatan
perhatian pada murid (penekanan pada hal yang
pentingpenting verbal/gestural) 1
2 3 4
5. Pola interaksi
(guru-kelompok/guru-murid/murid-murid) 1 2 3 4
6. Pause/diam
sejenak (untuk memberi kesempatan pada murid untuk
berpikir, memberi penekanan, memberi
perhatian) 1 2 3 4
7. Penggantian
indera penglihat/pendengar (dalam menggunakan media
pembelajaran) 1 2 3 4
Komentar/Saran...........................................................................................
TotalSkors
Penilai,
(................................)
NIP
5. Format Penilaian Pelaksanaan Keterampilan
Bertanya
Nama Guru
:……………….. Pokok Materi : ……………………......
Hari/Tanggal :
……………… Kelas/Smt : ......................................
No Aktivitas Guru
Skors
Keterampilan
Bertanya
1. Kejelasan
pertanyaan yang disampaikan guru. 1 2 3 4
2. Kejelasan
hubungan antara pertanyaan guru dengan masalah yang
dibicarakan. 1 2 3 4
3.
Pertanyaan ditujukan ke seluruh kelas lebih dahulu,
baru satu siswa. 1
2 3 4
4. Pemberian waktu berpikir untuk bertanya dan
menjawab 1 2 3 4
5. Pendistribusian pertanyaan secara merata
diantara siswa. 1 2 3 4
6. Pemberian
tuntunan: *) 1 2 3 4
a. Pengungkapan
pertanyaan dengan cara lain.
b. Mengajukan pertanyaan
lain yang lebih sederhana.
c. Mengulangi
penjelasan-penjelasan sebelumnya.
*) Amati salah
satu cara yang muncul.
Komentar/Saran......................................................................................................
.Total Skors
Penilai,
(.................................)
NIP
6. Format
Penilaian Memberikan Penguatan
Nama Guru :
……………….. Pokok Materi : …….………………..
Hari/Tanggal :
……………..… Kelas/Smt : ...................................
No Aktivitas Guru
Skors
A. Penguatan
Verbal
1. Mengucapkan
kata-kata benar, bagus, tepat, dan bagus sekali bila
murid menjawab/mengajukan pertanyaan. 1 2 3 4
2. Mengucapkan
kalimat pekerjaanmu baik sekali, saya
senang dengan
pekerjaanmu, pekerjaanmu makin
lama makin baik, pikir dulu, dan lihat
lagi, untuk
membesarkan hati dan memberikan dorongan. 1 2 3 4
B. Penguatan Non
Verbal
1. Penguatan
berupa senyuman, anggukan, pandangan yang ramah, atau gerakan badan. 1 2 3 4
2. Penguatan
dengan cara mendekati. 1 2 3 4
3. Penguatan
dengan sentuhan. 1
2 3 4
4. Penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan. 1 2 3 4
5. Penguatan memberikan hadiah yang relevan dan rasional 1
2 3 4
Komentar/Saran...........................................................................................
Total Skors
Penilai,
(
.......................................)
NIP
[1]
Sukidin,Basrowi,Suranto, Manejemen
Penelitian Tindakan Kelas, Insan Cendikia,2008,hal-138.
[2],
Sumiati, Esra, Metode Pembelajaran,Wivana
Prima,Bandung,2007,hlm.38
[3]
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standar tenaga pendidik
[4] . Made
Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontenforer, suatu tinjauan Koneseptual Operasional, Bumi Aksara, 2008
[5] ,
Sumiati, Esra, Metode Pembelajaran,Wivana
Prima,Bandung,2007,hlm.7
[6] Martinis
Yamin, Maisah, Standaarisasi kinerja
guru, GPS, 2008,Jakarta,hal 59.
[7]
Sukidin,Basrowi,Suranto, Manejemen
Penelitian Tindakan Kelas, Insan Cendikia,2008,hal-138
[9] Sukidin,Basrowi,Suranto,
Manejemen Penelitian Tindakan Kelas,
Insan Cendikia,2008,hlm. 205
[10] Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penidikan,Bumu Aksara,2009,hlm, 32
[11] Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi
Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 17
[12] Piet A Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi
Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm.17
[14] Ibid
[15] .Ibid
[16] Ibid
[17]
Depdiknas (1994)
[20]
Depdiknas Pusat,2004,Jakarta
[21]
Balitbang Depdiknas. 2001. Data
Standardisasi Kompetensi Guru.
[23] Suara
Daerah Edisi Oktober 2007
[24]
Sukidin,Basrowi, Suranto, Manejemen
Penelitian Tindakan Kelas, Insan Cendikia,2008,hal,2
[25] Townsend, Diana & Butterworth.
1992. Your Child's Scholl. New York: A Plime Book
[26] Trianto, M.Pd. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
[27].
Fullan & Stiegerbauer.1991. The New Meaning of Educational Change.
Boston: Houghton Mifflin Company.
[28]
http://www.slideshare.net/soeh20/pentingnya-supervisi-pendidikan-sebagai-upaya-peningkatan-profesionalisme
[29]
Depdiknas Pusat (1994)